Sabtu, 16 November 2013

LAPORAN PRAKTIKUM DI SABANG ISLAND




OLEH :

NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM : 09C10432053





FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2012



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
     Oseanografi merupakan bidang ilmu yang memaparkan kondisi lautan yang secara umum menjelaskan aspek utama laut mulai dari gambaran dasar laut, sifat dasar fisika dan kimia air laut serta dinamika pergerakan massa air laut seperti arus (sirkulasi massa air). gelombang dan pasang surut serta proses biologi dan produktivitas yang terjadi dilaut.
     Secara spesifikasi empat bidang utama oseanografi adalah geologi, biologi, kimia dan fisika. Parameter utama dalam oseanografi umum antara lain parameter fisika (suhu, arus, gelombang, dan pasang surut), dan parameter kimia (salinitas, danoksigen terlarut). Parameter tersebut merupakan penentu karakteristik lautan yang paling utama dimana Suhu mencerminkan kondisi cuaca dan iklim pada perbedaan penerimaan intensitas cahaya matahari di darat maupun di laut, arus menentukan kondisi pergerakan massa air di lautan, gelombang menentukan arah angin dan kecepatannya di laut, pasang surut menentukan tipe berdasarkan gaya gravitasi bulan dan letak lintang, salinitas menentukan kadar garam dan mineral-mineral dari proses sedimentasi pada wilayah tersebut, serta DO (oksigen terlarut) menentukan bagaimana kadar oksigen pada daerah tersebut.
     Lokasi yang digunakan untuk mengambil sampel dari parameter fisika dan kimia yaitu di desa iboih . Merupakankawasan yang terletak di pesisir sabang island di Samudra Hindia beriklim tropis dan berada pada laut lepas yang langsung berhadapan dengan samudera sehingga diharapkan tanpa adanya penghalang untuk menentukan parameter-parameter yang akan diukur

1.2. Maksud dan Tujuan
     Maksud dari praktikum oceanografi ini adalah agar praktikan dapat mengkaji perilaku cahaya dilautan dengan sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus, salinitas, dan pH, Sedangkan tujuan dari praktikum Oceanografi ini adalah praktikan mampu mengaplikasikan dan menjelaskan perilaku cahaya dilautan dengan sifat optis air, mengukur suhu air laut, gelombang, pasang surut air laut, arus, pH dan salinitas.

1.3. Manfaat Praktikum
      Manfaat yang dapat diambil setelah praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui tentang Perairan di desa iboih Contohnya : parameter fisika, kecepatan arus, kecerahan, pengukuran suhu, parameter kimia, pengukuran pH, dan sanilitas, yang ada di pulau iboih.


BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perairan Laut
     Wilayah Perairan dibedakan menjadi Perairan darat dan Perairan Laut. Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin. Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut. Ilmu yang mempelajari tentang keadaan lautan disebut oceanografi. Luas laut dibandingkan dengan daratan adalah 7 : 3.
     Lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian bagi orang – orang asia tenggara yang telah berumur berabad – abad lamanya. Tidak dimanapun juga hal ini benar – benar dapat dilihat di indonesia di mana negara ini terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar. Sejak dulu lautan telah memberi manfaat kepada manusia untuk dipergunakan sebagai suatu sarana untuk berpergian, perniagaan dan perhubungan dari suatu tempat ke tempat lain. Akhir – akhir ini diketahui bahwa lautan banyak mengandung sumber – sumber alam yang berlimpah – limpah jumlahnya dan bernilai berjuta – juta dolar (hutabarat, 2008).
     Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Kata laut sudah dikenal sejak dahulu kala oleh bangsa kita dan bahkan oleh bangsa-bangsa di beberapa Negara di asia tenggara seperti filiphina, Malaysia, Thailand, singapura, dan mungkin beberapa suku bangsa lain di kawasan ini. Laut lepas yang luas yang dibatasi oleh benua-benua kita kenal sebagai samudera. Di perairan Indonesia, hampir semua bentuk dasar laut dapat ditemukan seperi paparan, lereng, cekungan dan jeluk berupa basin dan palung. (Romimohtarto,2009).

2.2. Parameter Fisika
2.2.1. Suhu
     Suhu mempengaruhi aktifitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut.Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan ikan. Sacara umum laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dan dapat menaikan kehidupan ikan bahkan dapat menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai ektrem ( drastis ). Perubahan suhu air yang drastis dapat mematikan ikan karena terjadi perubahan daya angkut darah. (Romi andrian, 2012)

2.2.2. Kecepatan Arus
      Pada prinsipnya bentuk gerakan air adalah arus, gelombang dan seiche.Gerakan air ini mengakibatkan terjadinya sirkulasi panas, sirkulasi zat-zat terlarut dan sirkulasi jasad-jasad yang hidup didalamnya.
Kecepatan arus dan penyebab munculnya arus dari setiap perairan berbeda-beda, tergantung jenis perairan tersebut. Pada perairan lentik seperti danau, waduk dan rawa, arus air sebagian besar disebabkan karena adanya pergerakan angin dipermukaan air.Arus yang terjdi karena gerakan angin ini memiliki kecepatan yang tidak begitu tinggi. Sedangkan pada perairan lotik seperti sungai, kecepatan arus disebabkan karena tiga faktor yaitu :
1. Kecuraman gradien permukaan.
2. Halus kasarnya dasar sungai.
3. Kedalaman dan lebar sungai.
Kecepatan arus disuatu perairan menentukan terhadap distribusi organisme yang ada didalamnya, mekanisme adaptasi organisme dan mekanisme pengukuran produktivitas suatu perairan. (Romi andrian, 2012)

2.2.3. Kecerahan
     Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan dinyatakan dengan persen, dari beberapa panjang gelombang di daerah spektrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus pada permukaan air. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada terjadi kemungkinan proses asimilasi di dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan.
     Kekeruhan yang baik adalah kekeruhn yang disebabkan oleh jasad-jasad renik atau plankton.Nilai kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan adalah lebih dari 45 cm artinya kita dapat melihat kedalaman air sejauh 45 cm atau lebih.Karena bil nilai kecerahan kurang dari 45 cm batas pandangan ikan berkurang. (Romi andrian, 2012)

2.2.4. Gelombang
       Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa
henti – hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan angin sepoi – sepoi pada cuaca yang tenang sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam keadaan dimana terjadi badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan hebat pada kapal atau daerah – daerah pantai (Hutabarat, 2008).
     Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Angin yang bertiup di permukaan laut mula – mula menimbulkan riak gelombang (ripples). Jika kemudian angin berhenti bertiup maka riak gelombang akan hilang dan permukaan laut merata kembali. Tetapi jika angin ini bertiup lama maka riak gelombang membesar terus walaupun kemudian angin berhenti bertiup. Ombak yang sederhana dapat dilihat sebagai alun (swell) yang terjadi pada keadaan laut tenang. Jika diperhatikan, alun ini mempunyai puncak – puncak (crests) dan lembah – lembah (troughs). Selagi gelombang berjalan bergerak di air, jarak anatara dua titik serupa yang berurutan yakni antara satu puncak dan pucak berikutnya atau pada antara satu lembah dan lembah berikutnya dinamakan panjang gelombang (Romimahtarto, 2009).
      Ukuran besar kecilnya gelombang umumnya ditentukan berdasarkan tinggi gelombang. Tinggi gelombang ini bisa hanya beberapa millimeter saja tetapi juga bisa sampai puluhan meter. Apabila kita mengamati perambatan gelombang di laut, seolah – olah tampak air laut itu bergerak maju beserta dengan gelombangnya. Tetapi kenyataan sebernarnya tidaklah demikian. Pada perambatan gelombang, yang bergerak maju sebenarnya adalah bentuknya saja, partikel airnya sendiri hampir tidak bergerak maju (Nontji, 2007).

2.2.5. Pasang surut
      pasang surut merupakan salah satu gejala laut yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan biota laut, khususnya diwilayah pantai. Proses terjadinya saat akan memendek secara perlahan – lahan (paras air sedang naik), dan pada saat yang lain akan memanjang kembali. Tinggi rendahnya paras laut ini diukur dari suatu paras panutan yang telah ditentukan sendiri, yang dinamakan datum. Datum ini biasanya ditentukan pada tingkat air rendah pada pasut bulan penuh atau purnama biasa. Jadi kalau air rendah yang terjadi pada pasut purnama luar biasa maka paras laut akan terletak di bawah datum (Romimahtarto, 2009).
Karena adanya gaya tarik bulan yang kuat, maka bagian bumi yang terdekat ke bulan akan tertarik membengkak hingga perairan samudra di situ akan naik dan menimbulkan pasang. Pada saat yang sama, bagian bola bumi di baliknya akan mengalami keadaan serupa atau pasang pula. Sementara itu pada sisi lainnya yang tegak lurus terhadap poros bumi-bulan, air samudra akan bergerak ke samping hingga menyebabkan terjadinya keadaan surut di situ (Nontji, 2007).
      Pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara dua tenaga yang terjadi di lautan, yang berasal dari gaya sentrifugal yang disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya dan gaya gravitasi yang bersal dari bulan. Gaya sentrifugal adalah suatu tenaga yang didesak kearah luar dari pusat bumi yang besarnya lebih kurang sama dengan tenaga yang yang ditarik ke permukaan bumi. Tidak sama halnya dengan gaya tarik gravitasi bulan dimana gaya ini terjadi tidak merata pada bagian – bagian di permukaan bumi. Gaya ini lebih kuat terjadi pada daerah – daerah yang letaknya lebih dekat dengan bulan, sehingga gaya yang terbesar terdapat padabagian bumi terdekat dengan bulan dan gaya yang paling lemah terdapat pada bagian yang letaknya terjauh dari bulan (Hutabarat, 2008).

2.3. Parameter Kimia
2.3.1. pH
      pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, Malah dapat membunuh ikan, pada pH rendah (keasaman yang tinggi ) kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktifitas pernapasan naik, dan selera makan akan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini maka usaha budidaya ikan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5-9,0, sedangkan selera makan tertinggi didapat pada pH 7,5-8,5. (Romi andrian, 2012)

2.3.2. Sanilitas
      Salinitas adalah tingkat keasinan kadar garam terlarut dalam air, salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah .tetapi secara ideal, salinitas ini merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam garam pada setiap kilogram air laut.secara praktis,adalah susah untuk mengukur salinitas dilaut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (ci). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram Ion klorida satu kilogram air laut dan jika semua halogen digantikan oleh klorida. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai dan saluran air alami sangat kecil sehingga air ditempat ini dikatagorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara difinisi kurang dari 0,055% dan jika lebih dari itu, air dikatagorikan sebagai air payau/menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5% lebih dari 5% ia disebut brine. (Romi andrian, 2012)


BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Fungsi
3.1.1 Parameter Fisika

Alat yang digunakan dalam pratikum Oseanografi dan fungsinya adalah :
Kecepatan Arus
• Stopwatch : Untuk mengukur waktu
• Kompas : Untuk menunjukkan arah
• Botol bekas air mineral ( 600 ml ) 2 buah : sebagai pemberat
( yang berisi air local ) dan sebagai pelambung (yang kosong).
• Tali raffia : Sebagai penghubung antara kedua botol.
Kecerahan
• Secchi disk : Untuk mengukur kecerahan perairan
• Tongkat skala : Untuk mengukur panjang d1 d2
• Tali raffia : Untuk menandai d1 dan d2
Suhu
• Thermometer : Untuk mengukur suhu /temprerature perairan
Gelombang
• Tongkat Berskala 2 m : Untuk mengukur tinggi gelombang
• Stopwatch : Untuk mengukur waktu
Pasang surut
• Tide Staff : Untuk mengukur pasang surut.

3.1.2. Parameter Kimia
Alat yang digunakan dalam pratikum Oseanografi dan fungsinya adalah :
pH meter : Untuk mengukur tingkat ke asaman atau basa.

Salinitas
• Refraktometer : Untuk mengukur salinitas air laut
• Pipet tetes : Untuk mengambil preparat.

3.2. Bahan Dan Fungsi
3.1.2. Parameter Fisika
Bahan yang digunakan dalam pratikum Oseanografi dan fungsinya adalah :
Kecepatan Arus
• Air laut : Sebagai bahan sampel yang akan di uji
Kecerahan
• Sampel air laut : Sebagai bahan yang akan di ukur kecerahan nya
• Karet gelang : Sebagai pemberi tanda antara d1 dan d2
Suhu :
• Sampel air laut : Sebagai perairan yang di ukur suhunya
Pasang surut :
• Sampel air laut : Sebagai perairan yang akan di ukur pasang surutnya
Gelombang :
• Sampel air laut : Sebagai perairan yang diukur tinggi gelombangnya.

3.2.2. Parameter Kimia
Bahan yang digunakan dalam pratikum Oseanografi dan fungsinya adalah :
pH
• pH meter : Sebagai indicator asam basa.
• Air laut : Sebagai bahan yang akan di uji
Salinitas
• Aquades : Untuk membersihkan membran Refraktometer
• Air laut : Sebagai bahan uji
• Tissue : Untuk mengelap membrane refraktometer

3.3. Posudur Kerja
Posudur kerja pertama
Kecerahan
- Disiapkan secchi disk
- Diturunkan kedalam air laut
- Dilihat sampai tidak tampak pertama kali diberi tanda (d1).
- Diukur panjang d1 dengan tongkat skala
- Diangkat kepermukaan
- Dicatat hasil perhitungannya

     Dalam melakukan praktikum kecerahan air laut dengan menggunakan alat khusus untuk melihat kecerahan air laut yaitu piringan atau disebut juga sechidisk. yang konsep kerjanya merupakan wilayah penetrasi cahaya matahari dari permukaan sampai kedalaman tertentu dimana intensitas matahari tinggal sekitar 5%. Penentuan kedalaman pengukuran kecerahan yaitu dimana piring sechidisk masih terlihat dan apa bila diturunkan sedikit menjadi tidak terlihat.
     Pengukuran sebaiknya dilakukan pada siang hari dan tidak langsung terkena sinar matahari atau terlindung. Hasil pengukuran dapat memberikan gambaran kasar kepadatan phytoplangton dalam perairan dengan kandungan partikel-partikel tersuspensi dan terlarut tidak terlalu tinggi dan konstan. (Romi andrian, 2012)
Posudur Kerja Kedua
Sanilitas
- Dibersihkan kaca refraktometer dengan aquades menggunakan
washing bottle
- Dibersihkan dengan tisu pada bagian kaca optiknya secara searah
- Diambil air sampel dengan pipet tetes.
- Diteteskan pada optik refraktometer sebanyak 1 tetes.
- Ditutup pelan-pelan agar tidak terdapat gelembung udara pada

Kaca refraktometer
- Diarahkan pada arah cahaya matahari kaca refraktometer
- Diarahkan pada arah cahaya matahari
- Ditentukan salinitas perairan dengan melihat skala pada sisi kanan atas.
- Dicatat hasil pengamatannya .

      Kalibrasi alat refraktometer pada salinitas ppt, yaitu dengan cara meneteskan aquadest atau sampel air laut pada permukaan prisma refraktometer dan lihat sanilitasnya kearah matahari melalui lensa refraktometer seperti pada gambar 2.

Posudur kerja ketiga
Pasang Surut
- Disiapkan tongkat berskala
- Ditancapkan keperairan pantai pada kedalaman 76 Cm
- Dipasang pada daerah pasang surut yang masih terendam air.
- Dihitung dengan stopwatch pada pasang dan surutnya.
- Dicatat hasil pengamatannya tongkat berskala.
- Dihitung dengan hasil pengukuran tersebut (cm/jam)

      Pengamatan atau pengukuran pasang dan surut permukaan air laut di amati pada pukul 10.25 WIB di desa iboih, alat yang dipergunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan kayu yang sudah ditandai jarak dengan 10 cm dan di ikatkan dengan tiang atau pondasi jembatan yang ada di desa iboih.
Pukul 10,25 wiB
Pasang 96 Cm.
Kedalaman 76 cm
Surut 62 cm

Posudur kerja keempat
Pengukuran pH
- Disiapkan pH terlebih dahulu.
- Dimasukkan pH paper kedalam air sekitar beberapa 2 Cm.
- Ditunggu sampai 5 menit.
- diangkat pH paper.
- Dicatat hasil pengamatannya pH.

       Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hydrogen atau diistilahkan dengan potential of hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. (Romi andrian 2012)
Hasil. pH 8,4 ppm
Posudur kerja kelima
Gelombang
- Dilakukan pengukuran dengan ketinggian gelombang
- Disiapkan tongkat berskala
- Ditancapkan pada perairan pantai dalam kedalaman 60 Cm
- Dihitung dengan stopwatch pada puncak pertama menyentuh tongkat
- Dimatikan ketika datang ketinggian gelombang selajutnya yang menyentuh tongkat berskala
- Dicatat hasil pengamatannya tongkat berskala.

Pengukuran gelombang dengan menghitung tinggi gelombang dan panjang gelombang menggunakan alat sederhana yaitu sebatang kayu yang sudah di tandai lalu beri jarak setiap 10cm.

Tinggi Gelombang 67 Cm
Rendah Gelombang 60 Cm
Panjang Kayu Pengukur 2 M

Posudur kerja keenam
Pengukuran Suhu
- Diikat ke thermometer.
- Dicelupkan kedalam air laut selama 5 menit.
- Diangkat keatas.
- Dicatat hasil pengamatannya

      Thermometer harus dilindungi dengan pipa PVC atau sejenis lainnya untuk menghindari dari benturan (pecahnya alat) dan rusaknya air raksa pada thermometer tersebut. Tali diikatkan pada pipa dan masukkan thermometer kedalam air sampel laut dan biarkan selama 5 menit, lalu lihat hasilnya dan catat hasilnya.
Pengukuran Tremometer 30’C

Posudur kerja ketujuh
Kecepatan Arus
- Diisi air laut pada salah satu botol.
- Diikat dengan botol yang kosong dengan menggunakan tali raffia
sepanjang 10 m.
- Dihubungkan dengan tali raffia botol yang kosong.
- Dihitung waktu dengan menggunakan stopwatch saat botol dijatuhkan ke dalam perairan.
- Dicatat waktu yang ditempuh selama botol dijatuhkan hingga tali
tertegang sempurna.
       Dalam melakukan perhitungan arus air laut menggunakan sebuah botol aqua yang sudah dipasang atau di ikatkan tali yang berfungsi sebagai alat pengukur arus diperairan tersebut, mulai dihitung dalam waktu bersamaan dengan stopwatch selama 5 menit. (Romi andrian 2012)



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Kondisi Umum Perairan
        Kota Sabang merupakan wilayah paling barat di Republik Indonesia.Secara Geografis, Kota Sabang terletak pada koordinat 05o 46’ 28” – 05o 54’ 28” Lintang Utara (LU) dan 95o 13’ 02” – 95o 22’ 36’ Bujur Timur (BT).Kota Sabang sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Benggala dan di sebelah barat dibatasi oleh Samudera Indonesia.
Secara geopolitis, Kota Sabang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan negara-negara lain seperti dengan India, Malaysia dan Thailand serta merupakan alur pelayaran Internasional bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar wilayah Indonesia dari arah barat.
      Kota Sabang terdiri dari lima (5) buah pulau, yakni Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako dan Pulau Rondo ditambah gugusan pulau-pulau batu di Pantee Utara. Pulau Weh merupakan pulau terluas serta merupakan satu-satunya pulau yang dijadikan pemukiman, sedangkan Pulau Rondo merupakan salah satu pulau terluar yang berjarak + 15,6 km dari Pulau Weh. (Gambar 3) secara administratif, Kota Sabang terbagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukajaya dan Kecamatan Sukakarya serta terbagi menjadi 18 Gampong (desa).
     Luas keseluruhan daratan Kota Sabang adalah 153 km2 (Sabang dalam Angka 2009), terdiri dari Kecamatan Sukajaya seluas 80 km2 dan Kecamatan Sukakarya seluas 732. Berdasarkan analisis data citra satelit tata ruang Kota Sabang 2004, luas keseluruhan Kota Sabang ialah 1.042,3 km2 (104229,95 ha), dengan luas daratan 121,7 km2 (12.177,18 ha) dan luas perairan 920,5 km2 (92.052,77) ha.

Tabel 1. Luasan daratan pulau-pulau di Kota Sabang

Nama pulau Luas (ha)
1 Weh 12.066,56
2 Klah 18,66
3 Rubiah 35,79
4 Seulako 5,5
5 Rondo 50,67
Total luas daratan : 12.177,18

Gambar pulau sabang

4.1.2 Data hasil pengamatan

Kecerahan
      Pukul 09.45 wb.Sampai Pukul 09.50 wb.
Pada Kedalaman 196 Cm sampai kedalaman 198 Cm
1 100 Meter 100%
2 100 Meter 100%

Sanilitas
      Pukul 10.10 wi Sampai Pukul 10.15 wiB.
1. Keasinan kadar garam Normal

Pasang Surut
       Pukul 10.25 wiB.Sampai Pukul 10.35 wiB.
1. Kedalaman 76 Cm
1 Pasang 96 Cm
2 Surut 92 Cm
3 Pasang tertinggi 100 %

pH
       Pukul 10.57 wib. Sampai sampai pukul 11.02 wib.
1. pH 8,4 ppm

Gelombang
Pukul 11.10 wib. Sampai Pukul 11.15 wib.
1. Titik Tengah 60 Cm
2. Tinggi 67 Cm
3. Rendah 62 Cm

Suhu
       Suhu diperairan desa iboih
1. Dikedalaman 5 M. 30,C0 Pukul 11.25 wib
2. Dikedalaman 2,5 Cm 30,C0 Pukul 11.32 wib
3. Dikedalaman 0,5 Cm 30,C0 Pukul 11.38 wib

Kecepatan Arus.
      Kecepatan arus dipengaruih oleh angin, sehingga laju botol aQua tergantung seberaspa kencang angin yang meniup. Pukul 11.55 wib.
Sampai Pukul 12.00 wib.kami mendapat Hasil.
Laju botol aqua 7: 23,56 C0

4.2. Pembahasan

4.2.1. karateristik parameter fisika
Kecerahan
     Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan dinyatakan dengan persen, dari cahaya yang melalui lapisan sekitar 2 meter, jatuh agak lurus pada permukaan air. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada terjadi kemungkinan proses asimilasi di dalam air laut.

Kecepatan arus
      Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu :
Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya : Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pulau oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.

 Gelombang
      Gelombang atau disebut juga dengan ombak terjadi karena geseran angin dipermukaan air, sebab itu arah gelombang searah dengan arah angin yang menimbulkannya. Tinggi dan besarnya ombak tergantung kekuatan angin, semakin kencang anginnya semakin tinggi ombaknya.

 Pasang surut
      Pasang purnama (spring tide), terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang yang tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

 suhu

      Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari yang disebut proses insolation. Perubahan suhu juga biasa dipengaruhi oleh aliran sungai. Karena adanya pencampuran air laut dengan air sungai yang dapat mempengaruhi suhu perairan tersebut.
      Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari yang disebut proses insolation. Pemanasan di daerah tropik/khatulistiwa akan berbeda dengan hasil pemanasan di daerah lintang tengah atau kutub. Oleh karena bentuk bumi bulat, di daerah tropis sinar matahari jatuh hampir tegak lurus, sedangkan di daerah kutub umumnya menerima sinar matahari dengan sinar yang condong. Sinar jatuh condong bidang jatuhnya akan lebih luas dari pada sinar jatuh tegak. Selain oleh kemiringan sinar jatuh, di daerah kutub banyak sinar dipantulkan kembali ke atmosfer sehingga semakin menambah dingin keadaan suhu di daerah kutub.
      Namun walaupun di daerah tropis lebih panas dari kutub, daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis. Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik. Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas. Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari banyak diserap oleh lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200 – 1000 meter suhu turun secara drastis, dan pada daerah yang terdalam bisa mencapai suhu kurang dari 2 °C.

4.2.2. karateristik parameter kimia.
pH
     pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hydrogen. Nilai pH dari suatu unsur adalah perbandingan antara konsentrasi ion hydrogen [H+] dengan konsentrasi ion hidroksil [OH-]. Jika konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material disebut asam; yaitu., nilai pH adalah kurang dari 7. Jika konsentrasi OH- lebih besar dari H+, material disebut basa, dengan suatu nilai pH lebih besar dari 7. Jika konsentrasi H+ sama dengan OH- maka material disebut sebagai material netral. Asam dan basa mempunyai ion hydrogen bebas dan ion alkali bebas. Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman. Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH.

Sanilitas
     Salinitas adalah tingkat keasinan kadar garam terlarut dalam air,salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah .Tetapi secara ideal, salinitas ini merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam garam pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas dilaut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (ci).kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram Ion klorida satu kilogram air laut dan jika semua halogen digantikan oleh klorida.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
      Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
 Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin

 pH adalah kepekatan ion-ion yang terlepas dalam suatu perairan.
 Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena penyebaranorganisme baik di lautan maupun perairan tawar dibatasi oleh suatu perairan laut tersebut.

 Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dalam persen.
 Kecepatan Arus adalah pergerkan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju keseimbangan.
 Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Menurut teori, zat –zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentukgas ke permukaan laut.

 Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnyapermukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik benda-benda astronomi.


5.2 Saran
     Dari praktikum oceanografi yang telah dilakukan diharapkan para praktikan untuk berhati-hati dalam melaksanakan praktikum karena para praktikan langsung berada di tengah lautan juga berhati-hati dalam menggunakan alat praktikum karena kebanyakan alat terbuat dari bahan pecah belah.
Saran yang dapat saya sampaikan dalam praktek lapang ini adalah agar Persediaan bahan sebaiknya diperhatikan terutama bahan untuk analisis Parameter Fisika dan parameter kimia.
    setiap anggota kelompok lebih berpartisipasi dalam bekerja dan penulisan laporan ini dan dalam pengamatan praktek, dapat memperlihatkan bagian ditemukan di desa iboih.
     Semua asisten diharapkan harus lebih respon terhadap para praktikannya terutama jika pengamatan berlangsung jangan hanya satu orang asisten saja yang mengawasi nya, tapi perlu yang lainnya agar praktikan membawah hasil yang jauh baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulmunthalib. 2009. Stratifikasi Perairan.
http://www.abdulmuthalib.co.cc/2009/08/stratifikasi-dalam-perairan tergenang. html. diakses pada tanggal 08 Juni 2011. Pukul 15.40 WIB
Hutabarat & Evans.1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia
(UI Press) ; Jakarta.
Marindo.2007. http// www.Marindo_Oceanografi.org.id / diakses pada 8 Juni 2011. pukul 04.01 WIB
Romimohtarto, Kasijan. 2009. Biologi Laut. Penerbit Djambatan ; Jakarta.
Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, Volume
XXX, Nomor 3, 2005 : 21 – 26.
meter. http://perhubungan2.wordpress.com/tag/currentmeter
Alvina. 2011. pH meter. www.alvina.blog.uns.ac.id/.
Priyana. 1994. Studi pola Arus Pasang Surut di Teluk Labuhantereng Lombok. Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Skripsi. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanandan Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Anonim, 2010. Gelombang-Laut.http://faiqun.edublogs.org/2008/04/13/gelombang-laut/

LAMPIRAN

Gambar (1). pengukuran pH meter

Gambar (2). Pengukuran Kecepatan Arus

Gambar (3). Pengukuran Kecerahan

Gambar (4). Pengukuran Tinggi Gelombang

Gambar (5). Pengukuran Pasang surut

Gambar (6). Pengukuran Sanilitas

Gambar (7). Pengukuran Suhu